Menkominfo menjalaskan bahwasannya, ketiadaan data center membuat aparat tak bisa menyadap pelanggar hukum. Padahal ketika seseorang melanggar hukum, maka privasinya akan diterobos oleh penegak hukum. Dan juga dengan adanya data center di Indonesia membuat negara bisa mengawasi operator telepon di luar negeri, atau bagaimana pembayaran pajaknya.
Tidak hanya pemerintah Indonesia, pemerintah Uni Emirat Arab mulai pekan ini memblokir fitur utama pada smartphone BlackBerry, yakni BlackBerry Mesenger (BBM). Menurut pemerintah, pesan yang tertulis di dalam BBM itu telah direkam dan dikirimkan ke pusat data RIM tanpa pengawasan. Adapun pemerintah Arab Saudi akan memblokir beberapa layanan pada ponsel BlackBerry pada 11 Oktober mendatang. Layanan yang dibekukan adalah BlackBerry Mesanger (BBM), e-mail dan browsing.
Menurut kedua pemerintah itu, ada software khusus dalam BlackBerry yang mampu mengenkripsi data dan mengirimkannya ke kantor pusat RIM. Pemerintah Uni Emirat Arab dan Arab Saudi khwatir data yang terkirim itu akan digunakan untuk kegiatan teroris atau kejahatan lainnya yang tidak dapat dipantau pemerintah.
Namun beberapa analis berpendapat pembekuan fasilitas BlackBerry merupakan bentuk ketakutan pemerintah akan RIM yang dinilai sebagai sekutu Amerika Serikat dan mampu membocorkan data mengenai ladang minyak di dua negara itu.
Pemblokiran ini berdampak buruk pada saham RIM yang anjlok. Saham RIM turun mencapai 20% dari bulan Mei kemarin. Sebetulnya tidak hanya karena isu blokir yang membuat saham ini turun namun juga imbas dari munculnya iPhone dan juga Android yang mulai digandrungi oleh pasar penikmat gadget diseluruh dunia. Serta adanya respon yang kurang baik saat kemunculan produk seri baru yaitu BlackBerry Torch
Baca juga
Pemblokiran situs Porno Saat Ramadhan
Website pengolah gambar